Today’s Outlook:
• PASAR AS: Wall Street ditutup menguat pada Jumat setelah investor menilai pernyataan terbaru Presiden AS Donald Trump tentang China, sementara laporan keuangan kuartalan dari bank-bank regional meredakan kekhawatiran terhadap risiko kredit. Trump mengatakan bahwa usulan tarif 100% terhadap barang-barang dari China “tidak akan bisa bertahan lama,” namun ia menyalahkan Beijing atas kebuntuan terbaru dalam pembicaraan dagang yang dimulai sejak otoritas China memperketat kendali ekspor logam tanah jarang. Trump mengumumkan tarif baru tersebut seminggu yang lalu, bersamaan dengan pembatasan ekspor baru terhadap “semua perangkat lunak penting,” yang akan berlaku mulai 1 November. Laporan laba kuat dari JPMorgan dan bank-bank besar lainnya minggu ini membantu membuka musim laporan keuangan kuartal ketiga dengan optimisme.
Potensi Pemicu Pasar Minggu Ini: Presiden Donald Trump pada Jumat mengonfirmasi bahwa pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping akan tetap berlangsung, dengan mengatakan bahwa kedua negara “berhubungan baik” seiring upaya pemerintahannya menstabilkan hubungan dengan Beijing. Trump juga menyebut bahwa pembicaraan dengan China akan mencakup upaya mengakhiri konflik di Ukraina. Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan ia akan berbicara dengan mitranya dari China pada hari Jumat, menyoroti dialog ekonomi dan keuangan yang terus berlanjut antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Federal Reserve diperkirakan secara luas akan memangkas suku bunga acuan AS sebesar 0,25% dalam dua pertemuan berikutnya untuk mendukung pasar tenaga kerja, meskipun beberapa pembuat kebijakan khawatir bahwa pelonggaran kebijakan lebih lanjut dapat memperburuk inflasi. Gubernur baru The Fed, Stephen Miran, menjadi satu-satunya pejabat yang mendukung pemangkasan suku bunga yang lebih besar.
Tinjauan Minggu Lalu: (1) Kepala IMF, Kristalina Georgieva, pada Jumat mengatakan ia berharap AS dan China dapat meredakan ketegangan dagang dan menghindari pemutusan pasokan logam tanah jarang ke ekonomi global yang menurutnya akan berdampak “material” terhadap pertumbuhan. Hal itu diungkapkan usai pertemuan Komite Pengarah IMF, di mana para anggota menyuarakan kekhawatiran tentang berbagai risiko terhadap ekonomi global. IMF memperkirakan pertumbuhan PDB riil dunia tahun 2025 sebesar 3,2%, naik dari proyeksi Juli sebesar 3,0% dan Aprilsebesar 2,8%.
(2) Dolar AS melemah terhadap franc Swiss dan yen Jepang pada Jumat di tengah kekhawatiran terkait ketegangan dagang serta keresahan di sektor perbankan regional AS. Penutupan sebagian operasi pemerintah federal AS juga menghambat rilis data ekonomi utama, membuat investor kurang memiliki kepastian. Trump kembali menegaskan bahwa tarif 100% untuk barang-barang China tidak akan berkelanjutan, namun ia menyalahkan Beijing atas kebuntuan pembicaraan dagang. Ia juga mengonfirmasi akan bertemu Xi Jinping di Korea Selatan dua minggu lagi untuk meredakan ketegangan.
3) Saham-saham keuangan AS anjlok dan menghapus kenaikan sebelumnya. Zions Bancorp melaporkan kerugian kuartal ketiga sebesar USD 50 juta karena pinjaman bermasalah di California, yang menekan sentimen positif dari laporan laba enam bank besar AS. Indeks Bank S&P 500 turun 3,5%, sedangkan indeks bank regional KBW jatuh 7%. Sementara itu, optimisme terhadap kecerdasan buatan (AI) belum mampu menahan pelemahan pasar meski TSMC (Taiwan Semiconductor Manufacturing Co.) menaikkan proyeksi pendapatan tahunannya.
(4)Senat AS yang dikuasai Demokrat pada Kamis menolak rancangan undang-undang untuk mendanai Pentagon selama satu tahun penuh, menggagalkan upaya Partai Republik untuk membuka kembali sebagian pendanaan pemerintah yang sudah ditutup selama 16 hari. Hasil pemungutan suara adalah 50-44, tidak mencapai batas 60 suara yang diperlukan untuk lolos.
• PASAR EROPA: Saham-saham Eropa anjlok tajam pada Jumat, mengikuti penurunan di Wall Street akibat kekhawatiran terhadap kondisi bank regional AS, menjelang rilis data inflasi penting. DAX Jerman turun 1,8%, CAC 40 Prancis turun 0,2%, dan FTSE 100 Inggristurun 0,9%.
Inflasi harga konsumen di zona euro naik 2,2% (yoy) pada September, naik dari 2,0% pada Agustus. Angka inti (“core”) naik menjadi 2,4%, memberikan sedikit alasan bagi Bank Sentral Eropa (ECB) untuk melonggarkan kebijakan lebih lanjut. ECB diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada pertemuan akhir bulan ini.
•PASAR ASIA: Sebagian besar pasar saham Asia juga jatuh tajam pada Jumat, mengikuti pelemahan di Wall Street. Kekhawatiran terhadap perbankan AS dan meningkatnya ketegangan dagang antara Beijing dan Washington membuat investor berhati-hati.
Nikkei 225 Jepang turun 1,3%, sementara CSI 300 China turun 1,3%, Shanghai Composite turun 1%, dan Hang Seng Hong Kong jatuh 1,8%, menuju penurunan hampir 3% selama seminggu.
Ketegangan meningkat setelah Trump mengancam akan memberlakukan tarif tambahan 100% terhadap impor dari China mulai 1 November, sebagai tanggapan atas pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh Beijing.
• KOMODITAS : Harga minyak sedikit menguat pada Jumat namun masih mencatat penurunan mingguan hampir 3% setelah IEA memperkirakan surplus pasokan global, sementara Trump dan Putin sepakat untuk bertemu lagi membahas perang di Ukraina. Brent ditutup di USD 61,29/barel (+0,38%), dan WTI di USD 57,54/barel (+0,14%).
• INDONESIA: Pemerintah Indonesia pada Jumat meluncurkan paket stimulus ekonomi baru senilai 30 triliun rupiah (USD 1,81 miliar) berupa bantuan tunai untuk 35 juta rumah tangga serta perluasan program magang berbayar. Bantuan akan disalurkan mulai minggu depan hingga akhir tahun, kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Program magang akan diperluas menjadi 100.000 lulusan universitas (dari sebelumnya 20.000), dengan tambahan anggaran 1,4 triliun rupiah. Selain itu, Kemenkeu mengumumkan pemerintah akan menanggung 6% dari PPN 11% untuk tarif penerbangan kelas ekonomi domestik selama periode 22 Desember–10 Januari.
IHSG ditutup terkoreksi dalam -2.56% ke zona merah di level 7915.66 dan menembus support 8000. Sebagian besar saham konglomerasi sudah breakdown MA20 sebaiknya mengurangi bobot posisi. Jika seandainya ada peluang rebound, kemungkinan ada satu peluang kenaikan untuk menyambut katalis indexing MSCI walaupun secara risiko sudah jauh lebih besar di kondisisaat ini.
Disarankan untuk melakukan tactical play seperti memperhatikan rotasi sektor ke saham-saham fundamental – klasik, seperti perbankan dikarenakan dividend yield perbankan yang lebih atraktif dari yield obligasi di kondisi saat ini (Div Yield Perbankan > Yield Bonds), walaupun perbankan memiliki tantangan kinerja (Kekhawatiran penyaluran kredit – kualitas aset) dan saham berbasis konsumer sebagai hedging defensif.
Unduh Laporan Lengkapnya DISINI.