Today’s Outlook:
• PASAR AS: Indeks Nasdaq ditutup di atas level 23.000 untuk pertama kalinya pada Rabu, didorong oleh rebound saham teknologi setelah CEO Nvidia, Jensen Huang, menegaskan kembali prospek permintaan chip berbasis AI, serta hasil rapat terbaru Federal Reserve yang mengindikasikan pemangkasan suku bunga lanjutan ke depan. Pada penutupan NYSE, indeks acuan S&P 500 naik 0,6% dan mencetak rekor baru di level 6.754,83, sementara Nasdaq Composite melonjak 1,1% ke atas 23.000 untuk pertama kalinya, dan Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,01%.
Akibat penutupan pemerintah AS yang berkepanjangan, sejumlah indikator ekonomi utama tertunda, memaksa pelaku pasar mengandalkan data alternatif untuk menilai kondisi ekonomi. Hal ini sempat menekan sentimen pada sesi sebelumnya, terutama setelah survei Federal Reserve New York menunjukkan memburuknya ekspektasi masa depan serta meningkatnya proyeksi inflasi.
Sebagian besar pejabat The Fed mengindikasikan bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut masih diperlukan, seiring pelemahan pasar tenaga kerja. Namun, masih terdapat ketidakpastian mengenai seberapa rendah suku bunga sebaiknya diturunkan, ditambah kekhawatiran inflasi yang masih tinggi. Dalam risalah rapat The Fed 16–17 September yang dirilis Rabu, disebutkan bahwa pandangan mengenai tingkat suku bunga netral masih beragam, dengan sebagian anggota ultra-dovish seperti Gubernur Fed Stephen Miran, yang bulan lalu mendukung pemangkasan 50 bps, menilai The Fed masih memiliki ruang besar untuk pemotongan suku bunga lebih dalam.
• PASAR EROPA: Saham-saham Eropa mencetak rekor tertinggi baru pada Rabu, didorong oleh kenaikan kuat saham Prancis dan Spanyol, serta lonjakan saham baja setelah Uni Eropa (UE) mengumumkan rencana pemangkasan kuota impor baja bebas tarif.
Indeks STOXX 600 naik 0,8%, menutup perdagangan di level tertinggi sepanjang masa. Saham Prancis melonjak 1,1%, sementara saham Spanyol mencapai level tertinggi sejak 2007. Indeks DAX Jerman juga ditutup mendekati level tertinggi dalam tiga bulan terakhir.
Ketidakpastian politik di Prancis masih menjadi sorotan, namun Perdana Menteri sementara Sebastien Lecornu mengadopsi nada hati-hati, bahwa kesepakatan anggaran bisa tercapai sebelum akhir tahun, sehingga potensi pemilu dini dapat dihindari.
Dari sisi makro, Kementerian Ekonomi Jerman menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 menjadi 0,2% (sebelumnya 0%), dengan alasan adanya tanda-tanda pemulihan bertahap.
Sektor baja melonjak tajam setelah Komisi Eropa mengusulkan pemangkasan hampir setengah kuota impor baja bebas tarif, mendorong saham ArcelorMittal, Aperam, Thyssenkrupp, dan SSAB naik signifikan.
•ASIAN MARKET: Sebagian besar bursa Asia melemah pada Rabu, dipimpin oleh Hong Kong yang mencatat penurunan terbesar akibat turunnya saham teknologi, sementara reli tajam di pasar Jepang mulai kehilangan momentum. Aktivitas perdagangan regional juga terbatas karena libur pasar di Tiongkok dan Korea Selatan.
Bursa Asia mengikuti sentimen lemah dari Wall Street, yang terkoreksi dari rekor tertinggi akibat aksi ambil untung pada saham teknologi, khususnya di sektor semikonduktor, cloud services, dan kecerdasan buatan (AI).
Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1% di sesi pagi, menjadi yang terlemah di Asia, sementara Nikkei 225 Jepang bergerak datar dan TOPIX naik 0,7%. Keduanya masih berada di bawah rekor tertinggi minggu ini, setelah Sanae Takaichi, tokoh berhaluan dovish fiskal, terpilih menjadi pemimpin baru Partai Demokrat Liberal Jepang.
• EMAS : Di tengah ketidakpastian global, harga emas melonjak di atas USD 4.000 per ons untuk pertama kalinya, karena investor dan bank sentral mencari aset aman. Harga emas telah naik lebih dari 50% sepanjang tahun ini, mencetak rekor tertinggi baru berturut-turut, dan berpotensi menjadi tahun terbaik sejak 1979.
• MINYAK & KOMODITAS : Harga minyak turun pada Kamis pagi setelah Israel dan Hamas mencapai fase awal rencana penghentian perang di Gaza, yang menekan premi risiko geopolitik dan mendorong investor untuk melepas posisi.
Kontrak Brent crude futures turun 51 sen (0,77%) menjadi USD 65,74 per barel, sementara WTI AS melemah 55 sen (0,88%) ke USD 62 per barel. Perang di Gaza sebelumnya menopang harga minyak, karena pasar menilai potensi gangguan pasokan global jika konflik melebar ke kawasan lain. Minyak sempat naik sekitar 1% pada Rabu, mencapai level tertinggi dalam sepekan, setelah investor melihat kebutuhan pembicaraan damai Ukraina sebagai faktor yang mempertahankan sanksi terhadap Rusia.
• INDONESIA: IHSG ditutup flat -0.04% ke zona merah di level 8166.03. Perhatikan saham-saham perbankan yang mulai berada di area swing supportnya, dimana valuasi saat ini cukup atraktif untuk melakukan pembelian. Jika ingin lebih agresif, perhatikan momentum pada sektor saham-saham konglomerasi serta saham yang memiliki naratif pertumbuhan prospektif dan ada kemungkinan tren lanjutan saat ini. Secara teknikal, saham konglomerasi jika mulai breakdown ke bawah MA20 sebaiknya mengurangi bobot posisi. Jika ada pullback yang berlanjut pada saham berbasis komoditas emas, boleh dijadikan pilihan untuk trading ketika menunjukkan tanda pelemahan terbatas.
Unduh Laporan Lengkapnya DISINI.