Today’s Outlook:
• PASAR AS: Indeks S&P 500 naik 0,3% ke level 6.661,21 pada hari Senin. NASDAQ Composite naik 0,5% ke 22.592,0 poin, sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,2% ke 46.316,07 poin.
Wall Street didukung oleh keyakinan konsisten bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang, meskipun data inflasi dan pasar tenaga kerja yang akan datang kemungkinan besar akan memengaruhi keputusan tersebut. Indeks-indeks Wall Street menguat meskipun ada kekhawatiran terhadap potensi shutdown, karena optimisme terhadap kecerdasan buatan (AI) dan suku bunga yang lebih rendah mendorong masuknya lebih banyak dana ke saham teknologi. Kekuatan sektor teknologi membantu menutupi pergerakan datar di sektor lain yang masih tertekan oleh isu shutdown.
Pemerintah AS akan memasuki shutdown jika Kongres gagal memperpanjang pendanaan setelah Selasa tengah malam (04.00 GMT Rabu). Wakil Presiden JD Vance mengatakan kepada wartawan bahwa skenario ini tampaknya mungkin terjadi setelah pembicaraan antara Presiden Donald Trump dan para pemimpin bipartisan menunjukkan sedikit kemajuan. Kebuntuan politik saat ini berpusat pada perbedaan pendapat mengenai pengeluaran kesehatan dan program kesejahteraan sosial. Meskipun Partai Republik memegang mayoritas 53 kursi di Senat, mereka tetap membutuhkan 60 suara untuk meloloskan rancangan undang-undang belanja. Secara historis, shutdown memiliki dampak kecil terhadap laba perusahaan, tetapi tetap mengganggu aktivitas ekonomi. Terakhir kali pemerintah ditutup adalah selama 35 hari di akhir 2018 hingga awal 2019. Kantor Anggaran Kongres memperkirakan penutupan tersebut mengurangi produk domestik bruto sekitar USD 11 miliar. Shutdown minggu ini bisa menunda rilis data nonfarm payrolls bulan September yang dijadwalkan pada Jumat.
• PASAR EROPA: Indeks Stoxx 600 pan-Eropa naik 0,3%, DAX Jerman naik 0,2%, CAC 40 Prancis naik 0,1%, dan FTSE 100 Inggris naik sekitar 0,2%. Pasar saham Eropa menguat tipis pada Senin, dengan investor menanti pekan perdagangan yang akan dipenuhi data ekonomi penting dan potensi shutdown pemerintah AS.
• PASAR ASIA: Sebagian besar saham Asia naik pada Senin seiring rebound saham teknologi dari kerugian besar minggu lalu.
Indeks KOSPI Korea Selatan dan Hang Seng Hong Kong menjadi yang berkinerja terbaik di Asia, masing-masing melonjak 1,1% dan 1,5%. Saham teknologi regional pulih setelah mencatat kerugian besar pekan lalu akibat keraguan terhadap perdagangan AI. Laporan bahwa AS sedang mempertimbangkan langkah tambahan terhadap impor semikonduktor juga sempat mengguncang sektor tersebut. Namun, sektor teknologi terbantu oleh turunnya imbal hasil obligasi AS, terutama setelah data indeks harga PCE pada Jumat sesuai ekspektasi. Data tersebut meningkatkan spekulasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed, yang mendukung Wall Street sekaligus memperkuat minat risiko pada sesi Asia hari Senin. Secara lebih luas, pasar Asia juga mayoritas menguat. Indeks Shanghai Shenzhen CSI 300 dan Shanghai Composite masing-masing naik 0,6% dan 0,1%.
• KOMODITAS: Harga minyak turun 3% pada Senin karena rencana OPEC+ untuk kembali meningkatkan produksi pada November serta dimulainya kembali ekspor minyak dari wilayah Kurdistan Irak melalui Turki, yang memperbesar prospek pasokan global. Brent crude futures turun USD 2,16 atau 3,1% menjadi USD 67,97 per barel pada 15.33 GMT, setelah pada Jumat ditutup di level tertinggi sejak 31 Juli. West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun USD 2,27 atau 3,45% ke USD 63,45.
• EMAS: Harga emas mencetak rekor tertinggi baru di atas USD 3.800 per ons, didorong oleh meningkatnya permintaan aset aman (safe haven) akibat kekhawatiran potensi shutdown pemerintah AS. Spekulasi berlanjut bahwa The Fed akan terus memangkas suku bunga juga menopang logam mulia ini. Emas cenderung berkinerja baik ketika suku bunga turun, serta pada masa ketidakpastian ekonomi atau geopolitik.
• INDONESIA: IHSG ditutup rebound +0.3% ke zona hijau ke level 8123.25.* Perhatikan saham – saham perbankan yang jika mulai berada di area jenuh supportnya, dimana valuasi saat ini cukup atraktif untuk melakukan pembelian. Jika ingin lebih agresif, perhatikan momentum dan rotasi serta saham – saham konglomerasi serta saham yang memiliki naratif yang prospektif. Jika ada pullback pada saham berbasis komoditas emas, boleh dijadikan pilihan untuk trading ketika menunjukkan tanda pelemahan.
Unduh Laporan Lengkapnya DISINI.