Today’s Outlook:

MARKET AS: INDIKATOR EKONOMI terakhir mengungkapkan bahwa pesanan barang tahan lama (Durable Goods Orders) untuk bulan Sept masih turun dengan besaran yang sama, minus 0.8% seperti bulan Aug. Walau kontraksi , namun angka ini lebih baik dari perkiraan -1.1%. Di sisi lain, Univ. Of Michigan punya optimisme lebih pada Consumer Expectations & Sentiment ke depannya, bahkan mereka melihat kondisi ekonomi mulai bulan Oct ini juga sudah membaik . Ekspektasi Inflasi AS 1 tahun & 5 tahun ke depan dari mereka berkisar antara 2.7% – 3.0%.

PETA POLITIK AS : Mantan Presiden Republik DONALD TRUMP dan Wakil Presiden Demokrat KAMALA HARRIS bersaing ketat di negara-negara bagian penting menjelang PILPRES 5 November. Para investor gelisah mengenai hasil yang diperkirakan bisa mengguncang pasar dunia dan menimbulkan ketidakpastian geopolitik baru. Para chief investment menilai bahwa pasar masih agak tak menentu dan sebagian disebabkan karena market AS telah naik 6 minggu berturut-turut dan  membukukan keuntungan 10 dari 11 bulan di tahun ini. Secara historis, volatilitas dalam tahun Pemilu cenderung melonjak pada bulan Oktober, di mana saat ini para  pelaku pasar tengah nervous menjelang tanggal penting tsb. Pada hari Minggu , calon presiden dari Partai Republik Donald Trump memimpin rapat umum di Madison Square Garden, New York ; dalam upaya mendongkrak elektabilitas kandidat Republik pada pemilihan kongres New York. Negara bagian itu memiliki tujuh kursi kompetitif yang dapat membantu menentukan apakah partai itu akan punya suara mayoritas di DPR AS tahun depan. Event itu juga dapat memberi dukungan pada Trump khususnya di Pennsylvania timur laut, negara bagian medan pertempuran yang semakin menjadi rumah bagi para warga komuter New York.

FIXED INCOME & CURRENCY : YIELD US TREASURY naik tipis karena para investor menunggu data ketenagakerjaan utama minggu depan untuk mendapatkan petunjuk baru tentang kemungkinan penurunan suku bunga Federal Reserve. Para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan November hampir 95%, menurut CME FedWatch. Imbal hasil obligasi acuan AS tenor 10 tahun naik 3,8 basis poin menjadi 4,24%.

– DOLLAR menguat dan bersiap untuk kenaikan mingguan keempat terhadap YEN Jepang, karena latar belakang pasar yang tidak pasti membuat Yen mendekati level terendah 3 bulan menjelang pemilihan umum di Jepang selama akhir pekan. Dollar menguat 0,26% terhadap Yen di level 152,22. Euro turun 0,29% pada USD 1,0796. DOLLAR INDEX (DXY) , yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk Yen dan Euro, naik 0,24% ke angka 104,30.

KOMODITAS : Pada hari Jumat MINYAK mentah BRENT ditutup naik 2,25% pada USD 76,05 / barel. Minyak mentah US WTI ditutup menguat 2,27% menjadi USD 71,78. Kedua minyak mentah berjangka tersebut mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan sekitar 4%. Namun kondisi ini segera berbalik dengan cepat hari Senin ini. Harga minyak anjlok hampir USD 4 / barel pagi ini setelah dunia menerima laporan bahwa serangan balasan ISRAEL terhadap IRAN selama akhir pekan luput dari infrastruktur minyak dan nuklir Teheran , dengan demikian tidak mengganggu pasokan energi, sehingga meredakan KONFLIK GEOPOLITIK di Timur Tengah. Ketika  laporan ini ditulis , harga minyak mentah BRENT tengah melorot USD 3,89, atau 5,1%, ke level USD 72,16 / barel, sementara minyak mentah US WTI berada pada harga USD 68,02 / barel, anjlok USD 3,76, atau 5,2%.

– Harga EMAS naik dalam perdagangan yang tak tentu arah setelah turun dari rekor tertinggi. Emas spot naik 0,28% menjadi USD 2.743,31 / ons. Harga telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di USD 2.758,37 pada hari Rabu. Portfolio manager menilai bahwa dalam jangka pendek, tidak diragukan lagi bahwa pasar tengah terombang-ambing oleh perkembangan dan ekspektasi politik, serta persepsi umum bahwa Trump akan lebih market friendly daripada Harris.

Corporate News
Indonesia Infrastucture Finance (IIF) Akan Mencatatkan Obligasi IDR 1 Triliun
PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) akan mencatatkan obligasi yang telah sukses ditawarkan pada 28 Oktober 2024. Dalam penawaran kali ini, IIF menerbitkan obligasi senilai IDR 1 triliun. Obligasi ini bertajuk obligasi berkelanjutan II tahap II tahun 2024. Obligasi ini dirilis dalam empat seri. Pertama, obligasi seri A dengan tenor 370 hari dengan nilai IDR 200 miliar dan membayar kupon 6.3%. Seri B bernilai pokok IDR 250 miliar dengan bunga tetap 6.55% berjangka waktu tiga tahun. Pada seri C, IIF menerbitkan Rp 300 miliar dengan bunga tetap 6.95% bertenor tujuh tahun. Sementara terakhir seri D ditawarkan dengan bunga 7.05% berjangka waktu 10 tahun, laku terjual IDR 250 miliar. IIF memperoleh rating idAAA dari Pefindo atas rencana penerbitan obligasi. Sementara penjamin emisi yang membantu penawaran umum obligasi diantaranya, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas. (Kontan)

Domestic Issue
Pefindo Terima Mandat Surat Utang IDR 41.6 Triliun
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menerima mandat penerbitan surat utang dengan total nilai mencapai hampir IDR 41.6 triliun yang belum tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 30 September 2024. Analis Pefindo Martin Pandiangan menjelaskan, mandat tersebut didominasi oleh lima sektor industri besar, dengan bubur kertas, pertambangan, perbankan, multifinance, dan perusahaan induk sebagai pemain utama. “Dari IDR 41.6 triliun mandat yang kami terima, industri bubur kertas dan produk kertas, serta pertambangan, menduduki posisi teratas dalam daftar sektor yang merencanakan penerbitan surat utang,” jelasnya dalam Media Update Pefindo, Kamis (24/10/2024). Menurut Martini, ini menunjukkan, kedua sektor tersebut masih memegang peran besar dalam penggalangan dana di pasar modal, diikuti oleh sektor perbankan dan multifinance. Adapun berdasarkan jenis instrumen, mayoritas surat utang yang akan diterbitkan berbentuk Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi dengan nilai sekitar IDR 24 triliun, diikuti oleh PUB Sukuk sebesar IDR 5.7 triliun dan obligasi reguler senilai IDR 5.4 triliun. Sisa dari jumlah tersebut terdiri dari berbagai instrumen surat utang lainnya yang direncanakan oleh berbagai sektor industri.Lebih lanjut, Pefindo mencatat sebagian besar penerbit berasal dari perusahaan non-BUMN, dengan 18 perusahaan yang merencanakan penerbitan surat utang senilai IDR 29.4 triliun. Sementara itu,  perusahaan BUMN, anak perusahaan BUMN, dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berencana untuk menerbitkan surat utang senilai IDR 12.2 triliun melalui 14 perusahaan. (Investor Daily)

Recommendation
US10YT terhenti tepat di TARGET yield sekitar 4.305%, menimbulkan candle serupa SHOOTING STAR ( di area resistance ), pun ketika RSI menunjukkan terjadi perlambatan pada buying momentum. Semua indikasi menuju ke arah ADVISE untuk antisipasi pullback pada yield, mungkin ke arah Support terdekat : MA10 / 4.18% yang masih aman mendukung uptrend yield ini, kecuali jebol level tsb dan akan akibatkan yield meluncur turun ke Support berikutnya : MA20 / 4.074% saat ini, up to 4.022%. POTENTIAL : antisipasi penguatan harga obligasi segera.

ID10YT lanjutkan pelemahan yield begitu terhenti oleh resistance trendline sekitar 6.83%. dengan RSI negative divergence, wajar jika yield harus pullback terlebih dahulu bahkan ke Support ketiga Moving Average : 6.711% up to 6.615%. ADVISE : antisipasi penguatan harga sementara, ketika yield lanjutkan konsolidasi.

Download full report HERE.