Today’s Outlook:
MARKET AS: Federal Reserve mengisyaratkan bahwa trend kenaikan suku bunganya telah berakhir dan adanya harapan pemotongan suku bunga di tahun 2024.

Dalam keputusan FOMC Meeting, The Fed mempertahankan suku bunga sesuai perkiraan di level 5.25% – 5.50% ; 17 dari 19 pejabat The Fed dengan suara bulat memproyeksikan bahwa suku bunga akan lebih rendah pada akhir 2024. Hal ini sontak membuat saham-saham melonjak tajam apalagi setelah Federal Reserve Chairman Jerome Powell mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa The Fed sepertinya sudah tak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut, dan bahwa The Fed “Sangat berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan dengan mempertahankan suku bunga terlalu tinggi untuk waktu yang terlalu lama.”

Seperti diektahui, sejak Maret 2022 The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 525 basis poin sebagai upaya untuk menekan inflasi. Sekarang para anggota The Fed memperkirakan bahwa suku bunga acuan akan turun menjadi 4,6% di tahun depan, dengan demikian mengisyaratkan adanya tiga kali pemotongan suku bunga pada tahun 2024; dibanding.dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,1%, atau dua kali pivot. Menyusul pernyataan The Fed, peluang pemotongan suku bunga terjadi di bulan Mei naik menjadi 90% dibandingkan 80% sebelum pengumuman, seperti dilansir dari Fedwatch LSEG. Di lain pihak, sekitar 60% trader memperkirakan Fed akan menurunkan suku bunga secepatnya di bulan Maret, juga naik dibandingkan dengan sekitar 40% sehari sebelumnya, seperti disurvey oleh Fed Rate Monitor Tool milik Investing.com. Imbal hasil obligasi turun tajam setelah keputusan The Fed, dengan imbal hasil obligasi tenor dua tahun turun 28 basis poin menjadi 4,447% dan 19 basis poin pada obligasi 10 tahun sehingga yield menjadi 4,024%. Penurunan imbal hasil Treasury, yang diperdagangkan berbanding terbalik dengan harga, diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun hingga awal 2024, membuka jalan bagi kenaikan lebih lanjut pada saham.

Indeks harga di tingkat produsen AS di bulan November secara tak terduga tidak berubah di bulan November karena turunnya biaya energi lebih besar dari naiknya harga makanan, mengkonfirmasi bahwa negara tersebut tetap berada di jalur disinflasi. Secara tahunan, US PPI (Nov) tumbuh 0.9 yoy, lebih kecil dari estimasi & bulan sebelumnya. Tanda-tanda disinflasi yang sedang berlangsung muncul hanya sehari setelah US CPI bulan November terus menunjukkan tekanan harga yang melambat.

KOMODITAS: Harga MINYAK ditutup lebih tinggi pada hari Rabu, setelah data menunjukkan persediaan minyak mentah AS turun jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan minggu lalu. The Energy Information Administration melaporkan pada hari Rabu bahwa stok minyak AS turun 4,3 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 8 Desember, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan hanya sekitar 650.000 barel. Namun potensi penurunan ini terjadi setelah beberapa minggu berturut-turut kenaikan yang kuat, sehingga menahan momentum kenaikan tetap terkendali.

Corporate News
Tahun Depan, Obligasi Jatuh Tempo WOM Finance (WOMF) Capai IDR 419 Miliar Perusahaan pembiayaan (leasing) kongsi Boy Thohir dan Maybank, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Finance mencatat utang obligasi yang akan jatuh tempo sepanjang 2024 mencapai IDR 419 miliar. Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa Hadi mengatakan bahwa emiten bersandi saham WOMF itu telah mempersiapkan berbagai strategi dalam mendukung kegiatan bisnis perusahaan, khususnya untuk melunasi obligasi yang jatuh tempo. WOM Finance juga berencana menerbitkan obligasi tahun depan dengan proyeksi penerbitan obligasi sebesar IDR 2 triliun. Cincin menjelaskan bahwa dana hasil penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan. (Bisnis)

Domestic Issue
Kemenkeu Lelang SBSN engan Target IDR 9 Triliun Jelang Tutup Tahun Pemerintah akan melakukan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (19/12/2023) mendatang. Berdasarkan siaran pers Direktorat Jenderal pengelolaan Pembiayaan dan resiko Kementerian Keuangan, Selasa (12/12/2023) menyebutkan, bahwa Seri SBSN yang akan dilelang jelang tutup tahun ini adalah seri SPN-S (Surat Perbendaharaan Negara-Syariah) dan PBS (Project Based Sukuk) untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2023. Lelang SBSN kali dengan target Indikatif IDR 9 triliun dengan tanggal Settlement pada 23 November 2023. Seri SBSN yang akan dilelang adalah sebagai berikut: SPN-S 04062024, PBS036, PBS003, PBSG001, PBS037, PBS038. (Pasardana)

Recommendation
US10YT memang belum keluar dari bearish trend berpola PARALLEL CHANNEL, terbukti yield Kembali turun setelah terbentur Resistance upper channel. Support MA10 / yield 4.164% pun tak mampu bertahan, maka most likely US10YT akan lanjut meluncur turun menuju Support lower channel sekitar yield 3.94%. ADVISE : HOLD ; WAIT & SEE.

ID10YT ternyata mampu semakin mantap melaju ke atas Resistance MA20 , sepertinya tengah menuju MA50 / yield 6.828% sebagai Target pertama. Next Resistance : yield 6.9485 / 7.00%. ADVISE : AVERAGE UP di atas yield 6.750%.

Download full report HERE.