Pembentukan CKPN yang menyebabkan biaya provisi naik hingga 88,2% YoY, telah menekan laba bersih BBNI turun sebesar 41,6% YoY atau menjadi senilai Rp 4,5 triliun di 1H20. Ditengah tekanan, BBNI mampu menyalurkan kredit senilai Rp 576,8 triliun atau tumbuh 5% YoY. Kenaikan kredit didukung oleh DPK yang naik 11,3%, dengan pertumbuhan kuat giro hingga 18,4% YoY. Pertumbuhan kredit BBNI ditengah laju ekonomi domestik yang terkontraksi sebesar 5,23% YoY selama periode 2Q20. Sementara itu, pendapatan bunga BBNI tercatat Rp 28,2 triliun atau turun tipis 1,5% YoY karena besarnya restukturisasi maupun relaksasi kredit. Namun, keberhasilan menekan Cost of Fund (CoF) membuat pendapatan bunga bersih BBNI masih bertumbuh 1% YoY dengan PPOP turun 1,9% YoY selama periode 1H20. Sentimen positif ini akan mendorong NIM BBNI yang saat ini tengah menurun 40 bps.
Download laporan lengkapnya di SINI.