Today’s Outlook:
MARKET SENTIMENT : Aset safe-haven seperti Emas dan obligasi pemerintah terangkat pada hari Selasa setelah berita tentang Ukraina yang meluncurkan rudal ATACMS buatan AS ke Rusia, dan dengan Rusia yang mengumumkan telah menurunkan ambang batas untuk aksi serangan ke infrastruktur nuklir. Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov terpantau meremehkan ancaman nuklir, dengan demikian membantu menenangkan pasar.
– Para investor juga mencermati pilihan Presiden AS terpilih Donald Trump untuk posisi Menteri Keuangan, yang mungkin akan diumumkan pada hari Rabu malam = waktu setempat.
– Untuk indikator ekonomi yang bisa menjadi perhatian pasar hari ini adalah angka Initial Jobless Claims (consensus : bertambah jadi 220k), Philadelphia Fed Manufacturing Index (Nov) : diperkirakan merosot ke 6.3 dari 10.3 bulan sebelumnya, serta lebih banyak data terkait sektor perumahan AS : Existing Home Sales (Oct) .
CURRENCY & FIXED INCOME : Kebijakan President Trump yang berpotensi kembali memanaskan Inflasi masih menjadi tema yang mendongkrak DOLLAR INDEX (DXY) naik 0,54% menjadi 106,68, menghentikan 3 sesi penurunan berturut-turut tetapi masih di bawah level tertinggi setahun. Indeks ini telah naik hampir 3% sejak Pemilu AS tanggal 5 November. Dollar terakhir naik 0,48% terhadap Yen pada 155,40. Terhadap Swiss Franc, Dollar pun menguat 0,2% pada 0,88410.
– Yuan China melemah terhadap Dollar AS setelah PBOC mempertahankan suku bunga acuan tetap di level 3.10% dan 3.60% utk tenor jk.panjang (5Y), keduanya sesuai konsensus.
KOMODITAS : Harga EMAS naik untuk sesi ketiga berturut-turut hingga mencapai titik tertinggi dalam seminggu. Harga spot emas menguat 0,69% di harga USD 2.649,89 / ons.
– Harga MINYAK ditutup lebih rendah setelah stok minyak mentah dan bensin AS naik lebih dari perkiraan pada minggu lalu. Harga minyak mentah BRENT untuk Januari ditutup turun 0,68% pada USD 72,81. Sementara harga minyak mentah AS West Texas Intermediate untuk Desember yang berakhir pada hari Rabu, ditutup melemah 0,75% pada USD 68,87, sementara kontrak US WTI yang lebih aktif untuk Januari ditutup turun 0,71% pada USD 68,75.
MARKET EROPA : Inflasi INGGRIS (Oct) 0.1% lebih tinggi dari perkiraan , pada angka 2.3% yoy, sesuai estimasi kembali memanas dari bulan sebelumnya 1.7%, dan kembali di atas Target batas aman BOE 2%. Kenaikan harga barang & jasa yang sama juga terjadi di JERMAN namun kali ini di tingkat Produsen, di mana GERMAN PPI (Oct) berada pada tingkat 0.2% mom, beranjak dari posisi deflasi -0.5% pada bulan Sept.
INDONESIA : RDG BI memunculkan keputusan suku bunga tetap di level 6.0%, sesuai perkiraan, namun RUPIAH belum jua bergeming dari kisaran di atas 15,800 ( tepatnya 15,859 saat ini).
Domestic Issue
Meski BI Menahan Suku Bunga, Penerbitan Obligasi Masih Tetap Semarak
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan alias BI Rate di level 6%. Meski begitu, penerbitan obligasi korporasi diperkirakan masih tetap semarak sampai akhir tahun. Selain itu, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 11 November 2024 total emisi obligasi dan sukuk tercatat 121 emisi dari 73 emiten dengan nilai IDR 112,3 triliun. Periode yang sama tahun lalu (hingga 10 November 2023), penerbitan sebanyak 99 emisi dari 56 emiten senilai IDR 110,45 triliun. Kepala Divisi Riset Pefindo, Suhindarto menuturkan bahwa berdasarkan pipeline-nya, penerbitan surat utang korporasi masih akan semarak hingga akhir tahun. Salah satu indikatornya dari menurunnya tingkat kupon yang ditawarkan. Ia mengambil contoh dari penerbitan surat utang bertenor 1 tahun dan 3 tahun pada peringkat AAA dan A yang menjadi tenor dan peringkat terfavorit dari penerbitan di tahun ini. Dari datanya, rata-rata kupon dari penerbitan surat utang korporasi telah mengalami penurunan pada Oktober 2024 jika dibandingkan dengan periode Juni 2024 lalu. Pada rating AAA tenor 1 tahun, kupon pada akhir semester I 2024 sebesar 7,06%, sementara pada Oktober turun ke 6,69%. Lalu, rating AA dari 8,28% turun ke 7,84%. Kemudian untuk tenor 3 tahun dengan rating AAA turun dari 7,78% ke 7,46% dan rating AA dari 9,40% ke 9,37%. Di sisi lain, dengan maraknya penerbitan obligasi korporasi, Suhindarto menilai tentu potensi gagal bayar selalu ada. Terlebih, lanjutnya, dalam kondisi pasar yang masih volatile seperti saat ini. Selain itu, untuk tahun depan Pefindo juga berpandangan potensi risiko akan mengalami moderasi. Sebab, suku bunga acuan akan menjadi relatif lebih rendah seiring dengan pelonggaran kebijakan moneter yang akan berlanjut dan ketidakpastian dari sisi ekonomi-politik dari dalam dan luar negeri yang relatif lebih termoderasi seiring dengan telah selesainya pemilu di berbagai negara. (Kontan)
Corporate News
HRTA: Hartadinata Abadi Terbitkan Obligasi IDR 900 Miliar, Segini Bunganya
PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) menerbitkan obligasi tanpa warkat dengan jumlah pokok IDR 900 miliar. Obligasi Berkelanjutan II Hartadinata Abadi Tahap I Tahun 2024 ini memiliki bunga yang berkisar antara 6,9-7,1 persen. Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, Rabu (20/11/2024), obligasi tersebut terdiri dari seri A dengan jumlah pokok IDR 59,5 miliar dan tingkat bunga tetap sebesar 6,90 persen per tahun. Kemudian seri B dengan jumlah pokok IDR 840,5 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,10 persen per tahun. Pembayaran Pokok Obligasi Seri A secara penuh akan dilakukan pada 26 November 2027 dan pembayaran seri B pada 26 November 2029. (IDX Channel)
Recommendation
US10YT terbilang masih dalam korindor uptrend, mencoba bertahan di atas Support MA10 dan lower channel pada yield 4.405%. Closing di bawah level penting ini akan membawa turun yield ke arah : 4.34% / 4.144% ; sementara Resistance membayangi di seputar yield 4.473% – 4.50%. ADVISE : antisipasi penguatan harga obligasi dalam waktu dekat.
ID10YT juga masih berkutat sekitar Resistance upper channel pada yield 6.94% dalam pola Parallel Channel (uptrend). ADVISE : antisipasi yield pullback ke Support terdekat sekitar 6.845% – 6.82% ; dengan demikian penguatan harga obligasi sementara.
Download full report HERE.