-GOVERNMENT BONDS-
Emerging Market Respon Positif Kebijakan Biden. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data Gross Domestic Product (GDP) Indonesia periode 3Q20 mengalami kontraksi 3,49% YoY. Ini menjadi kontraksi kedua setelah kuartal sebelumnya, minus 5,32% YoY. Angka ini sekaligus menjawab kekhawatiran pelaku pasar, yaitu bahwa Indonesia secara resmi mencatatkan resesi untuk kali pertama sejak 1999. Namun, pasar obligasi domestik lebih merespon positif sentimen eksternal, potensi menangnya Biden di pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) kali ini. Hingga kemarin sore, Biden memperoleh 253 electoral vote, artinya hanya tinggal membutuhkan 17 electoral vote lagi untuk memenangi pilpres. Sementara itu, Trump sampai saat ini hanya memenangi 214 electoral vote. Sebagai catatan, untuk memenangi pilpres diperlukan 270 electoral vote. Investor merespon postif berakhirnya perang dagang antara AS dan China, jika Biden menang. Selain itu, wacana Biden menaikkan pajak korporasi serta stimulus fiskal yang lebih besar, membuat potensi capital inflow ke negara emerging market seperti Indonesia. Kemarin, harga semua Surat Utang Negara (SUN) seri benchmark serentak naik. Yield benchmark 10-tahun FR0082 dan 15-tahun FR0080, masing-masing turun hingga 17,5 bps ke level 6,43% dan 16,1 bps ke level 7%.

-CORPORATE BONDS-
Tren Obligasi Korporasi Membaik Tahun Depan. Indeks Return Obligasi Korporasi milik Indonesia Bond Price Agency (IBPA) berada di level 325,92 pada penutupan Kamis kemarin. Angka ini merupakan level tertingginya, dan terus bergerak naik dalam sebulan terakhir. Ada tiga faktor yang mendorong kenaikan indeks. Pertama, risiko yang terjaga seiring penerbitan obligasi korporasi punya kualitas yang baik. Hampir tiga perempat dari obligasi korporasi yang diterbitkan tahun ini memiliki rentang rating AA-AAA. Kedua, investor ritel mulai beranjak ke reksadana dengan basis obligasi korporasi, ini membantu menjaga permintaan terhadap obligasi korporasi itu sendiri. Ketiga, faktor likuiditas perbankan yang tinggi saat ini. Dana tersebut pada akhirnya ditempatkan di obligasi korporasi sebagai instrumen lindung nilai bagi perbankan. (Kontan)

-MACROECONOMY-
Ekonomi Indonesia 3Q20 Minus 3,49% YoY. Pertumbuhan ekonomi di 3Q20 masih mengalami kontraksi. BPS mencatat, pertumbuhan ekonomi di periode Juli 2020 hingga September 2020 sebesar minus 3,49% YoY. Sehingga secara kumulatifnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 1Q20, 2Q20, dan 3Q20 mengalami kontraksi sebesar minus 2,03% YoY dalam pengumuman GDP di Jakarta. Menilik ke belakang, perekonomian Indonesia pada 2Q20 tercatat sebesar minus 5,32% YoY. Perekonomian pada kuartal tersebut tertekan akibat pandemi Covid-19. Dengan demikian, merujuk ke definisi resesi yang berarti penurunan GDP selama dua kuartal berturut-turut, Indonesia telah resmi masuk ke jurang resesi. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Sentimen Hasil Pilpres AS Dorong Pasar Akhir Pekan. Investor masih mencermati hasil pilpres AS, seiring masih menyisakan perhitugan suara di sejumlah negara bagian. Selain potensi berakhirnya perang dagang antara AS dan China, wacana Biden menaikkan pajak korporasi serta stimulus fiskal yang lebih besar, membuat potensi capital inflow ke negara emerging market seperti Indonesia. Di sisi lain, Trump telah mengajukan tuntutan hukum dan meminta penghitungan ulang di Pennsylvania dan Michigan. Sentimen domestik pengumuman resesi ekonomi Indonesia tidak menekan pasar obligasi kemarin, seiring pelaku pasar telah mengantisipasi hal ini. Nilai tukar rupiah di tutup menguat 1,27% ke level IDR 14.380/USD di pasar spot. Sementara kurs tengah BI, menguat 0,81% ke level IDR 14.439/USD. Investor dapat kembali memanfaatkan momentum saat ini, mencermati FR0082, FR0080, dan FR0087.

-REVIEW (Nov. 5, 2020)-
-PRICE OF BENCHMARK SERIES-
FR0081 (5yr): -5.2 Bps to 104.15 (5.46%)
FR0082 (10yr): -17.5 Bps to 104.09 (6.43%)
FR0080 (15yr): -16.1 Bps to 104.44 (7.00%)
FR0083 (20yr): -0.2 Bps to 102.71 (7.23%) (as of Nov. 4, 2020)

FR0086 (6yr): -9.5 Bps to 100.12 (5.47%)
FR0087 (11yr): -2.0 Bps to 99.21 (6.60%)

-YIELD OF GLOBAL BONDS-
UST 2yr: -0.001 point to 0.14%
UST 5yr: -0.002 point to 0.32%
UST 10yr: -0.001 point to 0.76%
UST 30yr: -0.018 point to 1.52%
German Bund 10yr: -0.001 point to -0.63%
UK Gilt 10yr: +0.026 point to 0.23%

-CDS OF INDONESIA BONDS-
CDS 2yr: -9.30% to 35.14
CDS 5yr: -6.99% to 86.60
CDS 10yr: -7.13% to 147.66

-CRUDE OIL PRICES-
WTI: -0.91% to USD38.79/Barrel
BRENT: -0.72% to USD40.93/Barrel
Source: Bloomberg