Today’s Outlook:
• S&P 500 dan Dow ditutup dengan rekor tertinggi pada perdagangan hari Senin (22/01/24), dengan Dow berakhir di atas level 38.000 untuk pertama kalinya didukung sektor Teknologi yang terus melaju menjelang minggu sibuk laporan kinerja perusahaan dan data ekonomi utama. Saham-saham Teknologi besar, yang mendorong reli saham, sebagian besar menguat karena investor menunggu hasil dari beberapa nama besar termasuk Netflix, Tesla, 3M dan Intel. Data ekonomi papan atas ada dalam kalender untuk minggu ini yang kemungkinan akan mempengaruhi keputusan suku bunga Federal Reserve minggu depan. Perkiraan awal pertumbuhan ekonomi dijadwalkan pada hari Rabu, di mana PDB kuartal keempat diperkirakan tumbuh sebesar 2,0%, setelah kenaikan 4,9% pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, pembacaan Inflasi AS pada hari Kamis akan memberikan wawasan baru mengenai tujuan target 2% The Fed, pada saat pasar telah banyak berharap akan adanya penurunan suku bunga di bulan Maret. Adapun peluang pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Maret telah bergeser menjadi 50-50 menyusul data penjualan ritel dan sentimen konsumen yang membaik, dari hampir 80% pada minggu lalu.
• MARKET ASIA: Pasar saham Shanghai & Hang Seng HKG rontok sekitar 2% menyusul bank sentral China umumkan PBoC Loan Prime Rate mereka tak berubah (sesuai ekspektasi) masing-masing di level 3.45% dan 4.2% untuk 5 tahun. Hari ini giliran Bank of Japan yang akan rilis keputusan suku bunga mereka yang hampir bisa dipastikan belum akan beranjak dari kebijakan moneter super-longgarnya di tingkat -0.1%; sambil perhatikan BOJ Core CPI yang diprediksi naik sedikit 0.1% ke level 2.8% yoy. Sementara Korea Selatan pagi ini paling awal melaporkan Inflasi di tingkat Produsen bulan Desember yang naik ke level 1.2% yoy dari 0.6% pada bulan sebelumnya.
• KOMODITAS: 2024 COULD BE THE YEAR OF CRUDE OIL RISE. Harga MINYAK naik sekitar 2% pada hari Senin di tengah kekhawatiran atas pasokan energi global menyusul serangan drone Ukraina terhadap terminal bahan bakar Novatek Rusia; ditambah lagi cuaca dingin ekstrem terus menghambat produksi minyak mentah AS di North Dakota selaku negara bagian penghasil minyak terbesar ketiga yang meng-cover 20% output minyak USA. Sejauh ini juga belum ada tanda-tanda akan berhentinya serangan Israel di Gaza, sementara militan Houthi yang bersekutu dengan Iran, masih mengincar kapal-kapal komersial di Laut Merah meskipun ada tindakan balasan dari Amerika Serikat. Minyak mentah Brent untuk kontrak bulan Maret ditutup pada USD 80,06 per barel, atau naik 1,9%. Kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari ditutup pada USD 75,19, menguat 2,4% saat kontrak berakhir. Prediksi pertumbuhan demand global untuk tahun 2024 yang dikeluarkan oleh US Energy Information Administration, International Energy Agency, and OPEC+ menyebutkan berkisar antara 1,24 juta dan 2,25 juta barel per hari, meskipun ketiga organisasi tersebut memperkirakan pertumbuhan demand akan melambat pada tahun 2025.
• IHSG berhasil ditutup menguat 20 points ke level 7248 pada hari Senin (22/01/24) setelah mengarungi perdagangan yang relatif merah seharian, menempatkannya kembali ke pangkuan Support MA10/7230 walau masih tetap tunduk pada Resistance MA20/7260. Adapun aksi penghijauan kemarin tidak didukung oleh minat beli asing secara mereka terdata jual bersih sebesar IDR350 miliar, membawa posisi YTD menjadi senilai IDR4.56 triliun. NHKSI RESEARCH menilai pergerakan IHSG masih tergolong Sideways dan belum menetralisir ancaman konsolidasi lebih lanjut, kecuali IHSG mampu ditutup di atas 7275-7300 maka akan sedikit mengamankan posisinya setidaknya sampai area Resistance all time high ke sekitar 7370-7400. Best Advise: Hold, Wait & See; perhatikan rotasi sektor untuk mencari trading opportunities.
Company News
• UNTR: Dirikan Perusahaan Patungan
• BBYB: Strategi Kejar Laba di 2024
• ACES: Ekspansi Berlanjut
Domestic & Global News
• 14 Proyek Pembangkit EBT Mandek, PLN Cari Solusi Atasi Persoalan TKDN
• Perayaan Imlek jadi Tekanan Baru buat Perusahaan Eksportir China, Kok Bisa?
Download full report HERE.